Yang sedikit mengejutkan adalah, syaraf2 tersebut hanya bisa membedakan 5 macam rasa: manis, asam, asin, pahit, dan umami. Alasan dari keterbatasan tersebut adalah karena tubuh manusia merasa perlu memiliki kemampuan membedakan tanda2 vital antara nutrisi dan racun dari rasanya. Rasa umami misalnya, menunjukkan bahwa bahwa kita sedang mengkonsumsi protein.
Faktor Aroma
Anda juga pasti sudah pernah mendengar bahwa bila hidung kita ditutup, kita kehilangan kemampuan untuk membedakan rasa makanan yang teksturnya hampir sama. Buah apel dan pir, misalnya. Itu karena yang selama ini kita kenal dengan istilah “rasa” adalah gabungan dari sensasi yang ditimbulkan oleh indera perasa dan indera penciuman. Itulah sebabnya para ahli selalu menghirup aroma kopi dan wine sebelum mencicipinya.Faktor Keturunan
Kualitas indera perasa manusia diturunkan dari orang tua mereka. Beberapa orang memang punya kemampuan mendeteksi rasa lebih baik dari orang lain. Contohnya ada sekelompok orang yang disebut super tasters, yang mempunyai kemampuan untuk mendeteksi kandungan propylthiouracil (PROP) dalam makanan yang tidak terdeteksi oleh kebanyakan orang. Secara umum mereka juga mempunyai sensitivitas lebih tinggi akan rasa2 lain.
Yang termasuk dalam kategori di atas boleh lebih sering pergi ke tempat ibadah masing2 untuk bersyukur, tapi bukan berarti orang biasa seperti kita tidak bisa menikmati rasa secara maksimal. Caranya sederhana saja..
Cara Mencicipi Kopi
Pada prinsipnya kita harus memaksimalkan sensasi yang ditimbulkan oleh indera perasa dan penciuman kita. Kopi jangan diminum, jangan diseruput, tapi dihirup. Pada waktu kopi menyentuh bibir bawah anda, hirup aromanya sambil masukkan kopi ke mulut hingga menyebar merata ke atas lidah kita. Dengan cara itu kita memaparkan kopi semaksimal mungkin ke syaraf pendeteksi rasa dalam mulut sekaligus mengirimkan aroma ke indera penciuman sehingga otak mendapatkan informasi yang lengkap tentang kopi yang kita minum.Coba lakukan cara ini untuk mencicipi beberapa jenis kopi yang berbeda, kemudian analisa perbedaannya berdasarkan 5 rasa dasar di atas: apakah kopinya manis, atau pahit, bagaimana tingkat keasamannya dibandingkan kopi yang itu, dan seterusnya. Mungkin anda akan heran seberapa jelas perbedaan rasa yang bisa anda rasakan.
Espresso = Kopi Super Pahit?
Saya sering mendengar banyak orang yang -ironisnya- menyatakan diri sebagai “penggemar espresso” mendeskripsikan espresso sebagai kopi super pahit. Menurut saya ini anggapan yang keliru.
Rasa pahit memang ada dalam kopi secara alami karena kandungan kafeinnya, tapi seharusnya bukan menjadi rasa yang dominan. Rasa pahit berlebihan dan kurangnya aroma biasanya disebabkan karena kesalahan ekstraksi. Suhu ekstraksi terlalu panas misalnya dapat membakar kopi sehingga rasa pahit lebih menonjol. Kopi Robusta juga terasa lebih pahit karena kandungan kafeinnya jauh lebih tinggi dari Kopi Arabika. Espresso yang diekstraksi dengan benar mempunyai rasa manis alami dan komponen rasa pahit dan asam yang seimbang.
Coklat juga punya rasa pahit alami bukan? Tapi saya yakin anda tidak akan menjadi penggemar coklat kalau rasa pahitnya lebih dominan dibanding rasa lainnya.